ANOATIMES.COM™ | Santer isu bisnis esek-esek terselubung di kawasan Penjual Jagung Rebus (PJR) Pondidaha Kabupaten Konawe, membuat aparat desa setempat memberlakukan aturan baru mengenai kostum para pedagang jagung di jalan poros Kendari-Kolaka itu. Pedagang terutama pelayan PJR yang kebanyakan adalah remaja diwarning tak memakai pakaian seksi saat menjajakan jagung rebus.
“Tidak dibolehkan lagi pakai baju yang seksi yang bisa memancing pikiran negatif pembeli atau siapapun yang lewat disitu,” ungkap Camat Pondidaha, Muh Nur SKM
Dijumpai di Kantor Camat Pondidaha, Muh Nur mengaku, bersama aparat desa setempat cukup sering mendengar selentingan kabar negatif tentang PJR. Ia sendiri sempat turun mengawasi kemungkinan pedagang nakal yang menggelar lapak esek-esek disana.
“Tidak benar. Katanya ada transaksi lain. Saya sendiri memantau. Memang sering ada yang bilang begitu tapi dicek tidak benar,” ujar Muh Nur.
Para aparat desa pun sepakat mengeluarkan peraturan desa (perdes) mewarning pedagang maupun pelayan PJR agar tak lagi mengenakan pakaian seksi saat berdagang.
Muh Nur sendiri mengakui, sebelum terbitnya aturan itu, sering menjumpai pedangan maupun pelayan yang berpakaian sedikit terbuka. Tampilan menggoda pelayan PJR yang kebanyakan darah muda ini tak pelak memancing reaksi sekaligus isu negatif adanya transaksi “bisnis lendir”.
“Di Amesia dan Kelurahan Pondidaha sudah keluarkan aturan. Yang menjualkan ada di sepanjang dua desa itu. Kita sudah tegaskan tidak boleh lagi begitu. Tentunya ada sanksi sosial juga kalau mereka melanggar karena PJR itu peruntukannya jelas untuk kawasan pedagang jagung atau makanan” tegasnya.
Aturan ini, lanjut Muh Nut diharapkan bisa mengembalikan citra PJR sebagai kawasan wisata kuliner khas Kabupaten Konawe.
PJR populer di masyarakat Sultra sebagai ikon kawasan kuliner Kabupaten Konawe. Kios sederhana berbentuk lesehan itu menyajikan panganan khas jagung rebus konon sudah ada sejak tahun 1999.
Dulu jumlah pedagang hanya berkisar beberapa orang saja. Kini bentangan kios kian memanjang. Jumlah lapak PJR di Pondidaha diketahui kini telah mencapai 100 unit lebih.
Letaknya yang strategis berada dibibir jalan, menjadikan tempat ini ramai pengunjung. Tempat ini kadang menjadi tempat peristirahatan para pengendara sambil mengisi lambung. Namun tak sedikit pula, mereka sengaja mampir khusus mencicipi jagung rebus khas PJR. (RS)
“Tidak dibolehkan lagi pakai baju yang seksi yang bisa memancing pikiran negatif pembeli atau siapapun yang lewat disitu,” ungkap Camat Pondidaha, Muh Nur SKM
Dijumpai di Kantor Camat Pondidaha, Muh Nur mengaku, bersama aparat desa setempat cukup sering mendengar selentingan kabar negatif tentang PJR. Ia sendiri sempat turun mengawasi kemungkinan pedagang nakal yang menggelar lapak esek-esek disana.
“Tidak benar. Katanya ada transaksi lain. Saya sendiri memantau. Memang sering ada yang bilang begitu tapi dicek tidak benar,” ujar Muh Nur.
Para aparat desa pun sepakat mengeluarkan peraturan desa (perdes) mewarning pedagang maupun pelayan PJR agar tak lagi mengenakan pakaian seksi saat berdagang.
Muh Nur sendiri mengakui, sebelum terbitnya aturan itu, sering menjumpai pedangan maupun pelayan yang berpakaian sedikit terbuka. Tampilan menggoda pelayan PJR yang kebanyakan darah muda ini tak pelak memancing reaksi sekaligus isu negatif adanya transaksi “bisnis lendir”.
“Di Amesia dan Kelurahan Pondidaha sudah keluarkan aturan. Yang menjualkan ada di sepanjang dua desa itu. Kita sudah tegaskan tidak boleh lagi begitu. Tentunya ada sanksi sosial juga kalau mereka melanggar karena PJR itu peruntukannya jelas untuk kawasan pedagang jagung atau makanan” tegasnya.
Aturan ini, lanjut Muh Nut diharapkan bisa mengembalikan citra PJR sebagai kawasan wisata kuliner khas Kabupaten Konawe.
PJR populer di masyarakat Sultra sebagai ikon kawasan kuliner Kabupaten Konawe. Kios sederhana berbentuk lesehan itu menyajikan panganan khas jagung rebus konon sudah ada sejak tahun 1999.
Dulu jumlah pedagang hanya berkisar beberapa orang saja. Kini bentangan kios kian memanjang. Jumlah lapak PJR di Pondidaha diketahui kini telah mencapai 100 unit lebih.
Letaknya yang strategis berada dibibir jalan, menjadikan tempat ini ramai pengunjung. Tempat ini kadang menjadi tempat peristirahatan para pengendara sambil mengisi lambung. Namun tak sedikit pula, mereka sengaja mampir khusus mencicipi jagung rebus khas PJR. (RS)
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™