ANOATIMES.COM™ | Rosmayana (29) adalah salah satu korban meninggal saat KM Lintas Samudera terbakar, Minggu (7/8). Saat itu, kapal yang mengangkut 20 penumpang, 3 motor, dan 100 jerigen bensin itu, dalam perjalanan dari Laino menuju Maligano Kabupaten Muna. Namun siapa sangka, perjalanan bersama sang buah itu, merupakan perjalanan menemui Sang Khalik.

“Selamat tinggal Pelabuhan Murhum, ku gantung seribu harapan dan impianku di kotamu. Semoga Tuhan menghendaki pengharapanku yang tak berujung. Kupasrahkan takdir membawaku ke suatu era, hati dan jiwa selalu merintih di sela-sela asa yang membara. Kuingin gapai gunung yang tinggi walau aku tak berdaya, tapi semangat dan juang yang menuntutku untuk mendaki”.
Itulah sepenggal status Rosmayana diakun facebook miliknya. Tak ada yang menyangka, status itu menjadi tanda kepergian wanita belia itu untuk menemui sang pencipta.
Status itu diupdate pada Sabtu (5/8). Saat itu, Rosmayana bersama suaminya, Muhamad Yoby Pranolo anaknya, Fahrul (3), dalam perjalanan dari Kota Baubau menuju Tiworo, Kabupaten Muna. Disana, Ros ingin menemui mertuanya yang sudah menunggunya.
Keesokan harinya, Minggu (6/8), Ros bersama sang buah hati kembali ke Kabupaten Buton Utara (Butur) untuk mengambil berkas-berkas untuk mendaftar ulang. Ros diketahui lulus seleksi CPNS pada salah instansi dengan sistem online.
“Ke Baubau karena mau urus itu (pendaftaran). Dia ini sudah lulus dalam tes yang diurusnya melalui tes online. Kayanya penerimaan yang sesuai jurusannya kesehatan. Dia berangkat itu kalo tidak salah hari Kamis,” ungkap Taufik, ipar Rosmayana.
Suami Ros berencana ke Butur pada hari itu, namun waktu yang berbeda. Tiba-tiba kabar duka datang. Kapal yang mengangkut istri dan buah hatinya terbakar. Muhamad Yoby Pranolo tak sempat menyelamatkan mereka berdua. Hanya badan terbujur kaku yang ditemui.
Tangis keluarga Ros pecah pada MInggu (6/8) malam. Saat itu, Ros bersama sang buah hati di pulangkan ke Butur. Seluruh kerabatnya tak ada yang menyangka, Ros dan buah hati harus menjadi korban kapal terbakar. Namun itulah ajal, semua menjadi rahasia Sang Pencipta.
Ros bersama anaknya Fahrul kini telah dimakamkan oleh keluarganya, Senin (7/8). Pemakaman berlangsung dalam situasi haru. Ibu dan anak harus dimakamkan secara bersamaan.
Pemkamannya berlangsung sekitar pukul 13.00 Wita. Deraian air mata turut mengantarkan ketempat peristirahatan terakhir.
Rosmayana merupakan warga asal Buton Utara yang bertempat tinggal di Kecamatan Kulisusu. Rosmayana tercatat sebagai honorer pada RSU Butur. Sementara suaminya adalah honorer di Kantor BKD Butur.
“Dijemput dengan suaminya di Baubau, kemudian bermalam. Minggu baru pulang mau ke Butur lewat penyeberangan Raha-Maligano untuk ambil semua berkas-berkasnya guna keperluan itu. Dia bersama anaknya duluan pulang, sedangkan suaminya rencananya nanti menyusul pada sped berikutnya di hari itu juga,” cerita Taufik.
“Tapi siapa sangka, ajal menjemput mereka lebih dulu,” tambahnya sambil terisak.
Keluarga Rosmayana berharap, sistem transportasi penyeberangan Maligano-Laino bias diperbaiki. Antara penumpang dan bahan bakar tidak disatukan lagi dalam satu kapal. Sehingga, tidak ada lagi kejadian serupa yang menelan korban jiwa. [RS]

“Selamat tinggal Pelabuhan Murhum, ku gantung seribu harapan dan impianku di kotamu. Semoga Tuhan menghendaki pengharapanku yang tak berujung. Kupasrahkan takdir membawaku ke suatu era, hati dan jiwa selalu merintih di sela-sela asa yang membara. Kuingin gapai gunung yang tinggi walau aku tak berdaya, tapi semangat dan juang yang menuntutku untuk mendaki”.
Itulah sepenggal status Rosmayana diakun facebook miliknya. Tak ada yang menyangka, status itu menjadi tanda kepergian wanita belia itu untuk menemui sang pencipta.
Status itu diupdate pada Sabtu (5/8). Saat itu, Rosmayana bersama suaminya, Muhamad Yoby Pranolo anaknya, Fahrul (3), dalam perjalanan dari Kota Baubau menuju Tiworo, Kabupaten Muna. Disana, Ros ingin menemui mertuanya yang sudah menunggunya.
Keesokan harinya, Minggu (6/8), Ros bersama sang buah hati kembali ke Kabupaten Buton Utara (Butur) untuk mengambil berkas-berkas untuk mendaftar ulang. Ros diketahui lulus seleksi CPNS pada salah instansi dengan sistem online.
“Ke Baubau karena mau urus itu (pendaftaran). Dia ini sudah lulus dalam tes yang diurusnya melalui tes online. Kayanya penerimaan yang sesuai jurusannya kesehatan. Dia berangkat itu kalo tidak salah hari Kamis,” ungkap Taufik, ipar Rosmayana.
Suami Ros berencana ke Butur pada hari itu, namun waktu yang berbeda. Tiba-tiba kabar duka datang. Kapal yang mengangkut istri dan buah hatinya terbakar. Muhamad Yoby Pranolo tak sempat menyelamatkan mereka berdua. Hanya badan terbujur kaku yang ditemui.
Tangis keluarga Ros pecah pada MInggu (6/8) malam. Saat itu, Ros bersama sang buah hati di pulangkan ke Butur. Seluruh kerabatnya tak ada yang menyangka, Ros dan buah hati harus menjadi korban kapal terbakar. Namun itulah ajal, semua menjadi rahasia Sang Pencipta.
Ros bersama anaknya Fahrul kini telah dimakamkan oleh keluarganya, Senin (7/8). Pemakaman berlangsung dalam situasi haru. Ibu dan anak harus dimakamkan secara bersamaan.
Pemkamannya berlangsung sekitar pukul 13.00 Wita. Deraian air mata turut mengantarkan ketempat peristirahatan terakhir.
Rosmayana merupakan warga asal Buton Utara yang bertempat tinggal di Kecamatan Kulisusu. Rosmayana tercatat sebagai honorer pada RSU Butur. Sementara suaminya adalah honorer di Kantor BKD Butur.
“Dijemput dengan suaminya di Baubau, kemudian bermalam. Minggu baru pulang mau ke Butur lewat penyeberangan Raha-Maligano untuk ambil semua berkas-berkasnya guna keperluan itu. Dia bersama anaknya duluan pulang, sedangkan suaminya rencananya nanti menyusul pada sped berikutnya di hari itu juga,” cerita Taufik.
“Tapi siapa sangka, ajal menjemput mereka lebih dulu,” tambahnya sambil terisak.
Keluarga Rosmayana berharap, sistem transportasi penyeberangan Maligano-Laino bias diperbaiki. Antara penumpang dan bahan bakar tidak disatukan lagi dalam satu kapal. Sehingga, tidak ada lagi kejadian serupa yang menelan korban jiwa. [RS]
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™