
Tidak hanya pasien itu, yang kebetulan menderita diabetes melitus tipe 2, mengungkapkan alasan tidak berolahraga pada saat puasa. Banyak pasien lain, dan bahkan orang banyak yang sehat pun memberikan alasan yang sama. Lemas, letih, tidak ada tenaga, tidak tahan, takut batal adalah alasan yang sering dikemukakan.
Olahraga dengan perut kosong, tanpa bekal air minum. dan barangkali juga kurang tidur bisa dianggap kurang tepat, bahkan ada yang mengatakan tindakan bodoh. Saya dulu juga berpikir begitu, tetapi setelah memaksakan diri pada awalnya, anggapan seperti itu kemudian berubah. Saya malah sebaliknya merasakan kalau tidak berolahraga jadi lemas, dan tidak bersemangat.
Di Toronto, dengan lama puasa lebih dari 17 jam saja, saya hampir rutin setiap hari melakukannya. Kalau tidak jalan kaki, treadmill di ruang fitness yang memang tersedia di apartemen, saya juga berenang. Di ruang treadmill saya lihat ternyata tidak hanya saya saja sebagai muslim yang berolahraga, beberapa muslim lain juga melakukannya.
Melihat ini, saya ingat komentar seorang penulis, bahwa lemah, letih, tidak ada enerji, takut batal puasa bila berolahraga waktu puasa hanya suatu belenggu pikiran saja. Semacam mental blok yang sebenarnya tidak demikian.
Pertanyaan, "boleh saya berolahraga selama berpuasa?" Sering juga saya dapatkan dari beberapa pasien, tidak dari mereka yang sakit, dari yang sehat-sehat juga demikian. Pertanyaan ini sangat relatif jawabannya. Bisa boleh, bisa tidak, atau bahkan dianjurkan.
Tapi, pada dasarnya, bila anda boleh berpuasa dan anda tidak ada kendala menjalaninya, olahraga boleh saja anda kerjakan. Hanya saja, kalau anda sangat letih, mual, muntah, pusing baik sebelum olahraga maupun setelahnya sebaiknya jangan memaksakan diri.
Lalu, secara teoritis, olahraga pada waktu puasa, apalagi kalau hanya sekedar olahraga aerobik seperti jogging, treadmill, renang 30 menit, atau olahraga dengan beban sekitar 15 menit tidak akan menyebabkan perubahan fisiologis bermakna pada tubuh kita. Enerji kita tidak akan terkuras habis karenanya, apalagi kalau kita jogging, treadmill, atau renang menjelang waktu berbuka.
Cadangan enerji yang tersedia di dalam hati, dalam lemak yang menumpuk di perut kita, apalagi kalau perut kita buncit, lebih dari cukup untuk digunakan. Bahkan, olahraga pada saat perut kosong menurut beberapa ahli manfaatnya juga lebih baik.
Dan, bila anda rutin olahraga di luar bulan puasa, sebaiknya anda juga tetap berolahraga pada saat puasa. Tidak melakukan aktifitas itu selama 29-30 hari, disamping berpengaruh pada penampilan fisik anda, massa otot dapat berkurang, memulainya lagi setelah bulan puasa bisa mengalami kesulitan. Kebiasaan-kebiasaan baik yang rutin selama ini dijalani, bila cukup lama berhenti, kebiasaan-kebiasaan itu akan mudah anda tinggalkan.
Masalah waktu juga sering menjadi pertanyaan berkenan dengan olahraga pada saat puasa. Jawabannya juga sama, relatif. Selama puasa, saya biasanya memilih waktu berolahraga sekitar 40-50 menit menjelang berbuka. Kalau Saya jogging atau treadmill 30 menit misalnya, 15-20 menit kemudian saya sudah bisa berbuka.
Berbuka setelah olahraga ini saya rasakan malah lebih nikmat. Dan, sebenarnya kapan anda berolahraga tergantung anda sendiri, sesuai dengan aktifitas anda. Bisa sebelum berbuka seperti yang biasanya saya lakukan, sesudah berbuka setelah anda merasa mendapatkan masukan enerji, air minum yang cukup, atau bisa juga setelah shalat taraweh.
Jadi, olahraga tidak ada masalah selama menjalankan Ibadah puasa. Letih, lemah, tidak ada enerji, khawatir batal puasa, apalagi khawatir jatuh sakit hanya semacam belenggu mental saja.
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™