
Menurutnya, urusan Pemungutan Suara Ulang (PSU) jilid II yang telah dilaksanakan bukan menjadi urusanya, tetapi menjadi domain KPU. “Saya tidak mau terlibat dalam urusan politik. Orang lain yang jadi bupati, saya mau jadi korban politik,” tegasnya.
Pria yang kerap disapa Derik itu mengaku, sudah capek mengurus Pilkada Muna. Toh, bila terjadi PSU untuk ketiga kalinya, Ia akan mengundurkan diri. “Saya akan tunggu hingga bulan Juli, kalau terjadi PSU lagi, saya akan mundur,” ungkapnya.
Kini, putra mantan Gubernur, alm La Ode Kaimoeddin itu tengah berada di Kendari menghadiri undangan gubernur dalam acara buka puasa bersama SKPD. Kehadiranya di Kendari juga untuk melaporkan hasil PSU ke gubernur. “Saya bukanya lari dari Muna, tapi saya ke Kendari untuk hadiri undangan gubernur dan melaporkan hasil PSU,” ungkapnya.
Sambil menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK), pria yang digadang-gadangankan sebagai calon Walikota Kendari itu menghimbau pada seluruh masyarakat dan pendukung masing-masing Paslon untuk tetap menjaga Kamtibmas. Siapapun nantinya yang terpilih menjadi bupati harus didukung untuk memajukan Muna kedepan, karena itulah pilihan rakyat. “Mari kita sama-sama tetap menjaga Kamtibmas. Siapapun yang terpilih nantinya, itulah Bupati Muna,” ujarnya.
Mantan Karo Pemerintahan Pemprov Sultra itu berharap PSU jilid II ini merupakan PSU yang terakhir kalinya dilakukan. Sehingga, sudah bisa menghasilkan bupati defenitif yang bisa langsung menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan. “Saya berharap tidak ada PSU yang ketiga kalinya. Kita sudah capek urus Pilkada, sudah banyak anggaran Pemda yang dihabiskan. Sekarang kita berpikir untuk membangun dan memajukan Muna. Kasihan, begitu terus, gara-gara politik Muna jadi terbelakang,” tutupnya. (butonpos)
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™