“IT’S TIME FOR YOU(TH) TO CONTRIBUTE” merupakan kalimat yang selayaknya tak sekadar diucapkan oleh para pemuda, melainkan perlu disertai satu tindakan nyata, dalam upaya membangun Indonesia tercinta. Kalimat inilah yang kemudian menjadi slogan utama dalam Satellite Event pada Youthful Social Project Wilayah Kendari yang dihelat Sabtu, 9 Maret 2016 silam. Digawangi oleh pemuda-pemudi nusantara dari berbagai wilayah, kegiatan ini dilaksanakan serentak di sebelas provinsi se-Indonesia: D.I Nangroe Aceh, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua. Kegiatan yang dihelat di Aula Bank Indonesia ini, melibatkan beberapa organisasi yang digerakkan oleh pemuda di Kota Kendari, antara lain: Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI), Gerakan Kendari Mengajar (GKM), Friends of Coastal Regions and Small Island of Indonesia (FOCIL), Indo Runners Kendari, Komunitas Anak Jalanan Kendari (KOJAK), Komunitas Kuliner Kendari, dan Stand Up Comedy Kendari, yang dianggap sebagai organisasi yang secara sukarela dimotori oleh para pemuda dalam rangka berkontribusi positif untuk kemajuan bangsa.

Acara yang diikuti oleh tidak kurang dari seratus orang peserta ini dimulai pada pukul 11.00 WITA, dan dibuka langsung oleh Wakil Walikota Kendari, H. Musaddar Mapasomba, S.P., M.P. Dalam sambutannya, beliau berpesan agar pemuda tidak pernah mengucapkan kata ‘mustahil’ serta menanamkan prinsip itu di dalam dirinya atas setiap cita-cita yang ingin ia raih. Termasuk keinginan untuk belajar hingga ke luar negeri. Namun, mereka tak boleh lupa untuk membawa pulang semangat mereka itu untuk membangun daerah mereka. Acara yang bertajuk “IT’S TIME FOR YOU(TH) TO CONTRIBUTE” ini dikemas dengan suguhan dua sesi talkshow yang sangat menginspirasi dan memotivasi para peserta, yakni Talkshow mengenai Peranan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Sukarela Ke Masyarakat dan Talkshow Perjalanan Para Penerima Beasiswa ke Luar Negeri. Tak sampai di sana, peserta juga disuguhi hiburan berupa penampilan budaya yang membuat peserta tak rela meninggalkan tempat duduknya hingga acara berakhir pada 17.30 WITA.

Dalam talkshow mengenai Peranan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Sukarela Ke Masyarakat, tampil Kak Asniwun Nopa sebagai representasi Gerakan Kendari Mengajar, yang merupakan satu-satunya pembicara perempuan sekaligus pembicara termuda di antara kelima pembicara lainnya. Diawali dengan menampilkan video GKM berdurasi singkat—yang mendeskripsikan mengenai GKM dan aktivitasnya, Kak Asniwun Nopa kemudian berbagi pengalaman kepada para peserta. Tak hanya perihal kontribusi yang telah diupayakan GKM bagi kemajuan pendidikan di Sulawesi Tenggara, namun juga hal-hal yang diharapkan mampu menyentuh titik kesadaran para peserta event akan arti penting dari berbagi. Menurut koordinator Gerakan Kendari Mengajar ini, seseorang dapat berbagi tanpa harus bergabung dengan sebuah organisasi. Dengan bermodalkan potensi-potensi baik dan positif yang ada pada dirinya, seseorang sudah bisa turut serta dalam berbagi. Sebagai contoh, jika seseorang kembali ke rumah atau kampung halaman (dari kota tempat ia menimba ilmu), ia bisa mengajar baca tulis huruf hijaiyyah atau memperkenalkan abjad kepada adik-adik di sekitar rumahnya yang belum cakap membaca.
Selain itu, Kak Asniwun Nopa juga mengajak seluruh peserta untuk merubah mindset peserta perihal berbagi inspirasi, yang sejauh ini selalu identik dengan pemuda-pemuda yang berada di Pulau Jawa: “bahwasanya hanya pemuda-pemuda dari Pulau Jawalah yang dapat berbagi inspirasi ke pemuda-pemudi Indonesia. Padahal kawasan Timur Indonesia (khususnya Sulawesi Tenggara) juga memiliki sumber daya muda yang mampu memberikan konstribusi berharga dalam membangun Indonesia. Sebut saja Lisa Iha, seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo asal Kabupaten Wakatobi dan juga GKM, yang beberapa waktu lalu bersama-sama menerima penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam ajang Penghargaan Pemuda Indonesia 2015. Lisa Iha mendapat penghargaan Pemuda Berprestasi dalam kategori Pembangunan Berkelanjutan atas perannya yang mengabdikan semangat mudanya untuk kehidupan perairan laut. Dia aktif melakukan kegiatan penyadaran, perbaikan lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, dan GKM sendiri dalam kategori Pendidikan, komunitas yang berisikan pemuda-pemudi yang menyisihkan sebagian kehidupan pribadi mereka untuk mendidik generasi penerus. . Di akhir sesi sharing knowledge-nya, Kak Asniwun Nopa menegaskan, bahwasanya " yang dibuthkan oleh pemuda-pemudi saat ini bukan hanya sekedar berkata-kata indah penuh semangat, karena itu tidaklah cukup, yang dibutuhkan adalah sebuah aksi nyata dimulai dengan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu”
.

Tak sekadar tampil dalam sesi talkshow, kakak-kakak volunteer GKM pun berpartisipasi dalam sesi culture performance, dengan memainkan angklung. Harmonisasi nada-nada yang khas dari peralatan musik bambu itu mengalunkan dua buah lagu yang sangat familier: Laskar Pelangi dan Gundul-Gundul Pacul. Tak pelak, aksi panggung Kak Helson, Kak Rifai, Kak Eti, Kak Ace, Kak Uceng, Kak Nina, Kak Sukma, dan Kak Teli itu pun menciptakan hening selama beberapa saat, seolah menghipnotis seisi ruangan. Pada akhirnya, rangkaian acara yang penuh kesan itu ditutup dengan hiburan dari Stand Up Comedy Kendari, penampilan tari saman oleh PCMI Sultra, dan penampilan musik akustik dari Instinct Quake serta pembagian sertifikat peserta. Nah, sekarang… giliran kalian yang muda, yang berkontribusi.(sumber : KENDARIMENGAJAR.COM )
Acara yang diikuti oleh tidak kurang dari seratus orang peserta ini dimulai pada pukul 11.00 WITA, dan dibuka langsung oleh Wakil Walikota Kendari, H. Musaddar Mapasomba, S.P., M.P. Dalam sambutannya, beliau berpesan agar pemuda tidak pernah mengucapkan kata ‘mustahil’ serta menanamkan prinsip itu di dalam dirinya atas setiap cita-cita yang ingin ia raih. Termasuk keinginan untuk belajar hingga ke luar negeri. Namun, mereka tak boleh lupa untuk membawa pulang semangat mereka itu untuk membangun daerah mereka. Acara yang bertajuk “IT’S TIME FOR YOU(TH) TO CONTRIBUTE” ini dikemas dengan suguhan dua sesi talkshow yang sangat menginspirasi dan memotivasi para peserta, yakni Talkshow mengenai Peranan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Sukarela Ke Masyarakat dan Talkshow Perjalanan Para Penerima Beasiswa ke Luar Negeri. Tak sampai di sana, peserta juga disuguhi hiburan berupa penampilan budaya yang membuat peserta tak rela meninggalkan tempat duduknya hingga acara berakhir pada 17.30 WITA.
Dalam talkshow mengenai Peranan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Sukarela Ke Masyarakat, tampil Kak Asniwun Nopa sebagai representasi Gerakan Kendari Mengajar, yang merupakan satu-satunya pembicara perempuan sekaligus pembicara termuda di antara kelima pembicara lainnya. Diawali dengan menampilkan video GKM berdurasi singkat—yang mendeskripsikan mengenai GKM dan aktivitasnya, Kak Asniwun Nopa kemudian berbagi pengalaman kepada para peserta. Tak hanya perihal kontribusi yang telah diupayakan GKM bagi kemajuan pendidikan di Sulawesi Tenggara, namun juga hal-hal yang diharapkan mampu menyentuh titik kesadaran para peserta event akan arti penting dari berbagi. Menurut koordinator Gerakan Kendari Mengajar ini, seseorang dapat berbagi tanpa harus bergabung dengan sebuah organisasi. Dengan bermodalkan potensi-potensi baik dan positif yang ada pada dirinya, seseorang sudah bisa turut serta dalam berbagi. Sebagai contoh, jika seseorang kembali ke rumah atau kampung halaman (dari kota tempat ia menimba ilmu), ia bisa mengajar baca tulis huruf hijaiyyah atau memperkenalkan abjad kepada adik-adik di sekitar rumahnya yang belum cakap membaca.
Selain itu, Kak Asniwun Nopa juga mengajak seluruh peserta untuk merubah mindset peserta perihal berbagi inspirasi, yang sejauh ini selalu identik dengan pemuda-pemuda yang berada di Pulau Jawa: “bahwasanya hanya pemuda-pemuda dari Pulau Jawalah yang dapat berbagi inspirasi ke pemuda-pemudi Indonesia. Padahal kawasan Timur Indonesia (khususnya Sulawesi Tenggara) juga memiliki sumber daya muda yang mampu memberikan konstribusi berharga dalam membangun Indonesia. Sebut saja Lisa Iha, seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo asal Kabupaten Wakatobi dan juga GKM, yang beberapa waktu lalu bersama-sama menerima penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam ajang Penghargaan Pemuda Indonesia 2015. Lisa Iha mendapat penghargaan Pemuda Berprestasi dalam kategori Pembangunan Berkelanjutan atas perannya yang mengabdikan semangat mudanya untuk kehidupan perairan laut. Dia aktif melakukan kegiatan penyadaran, perbaikan lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, dan GKM sendiri dalam kategori Pendidikan, komunitas yang berisikan pemuda-pemudi yang menyisihkan sebagian kehidupan pribadi mereka untuk mendidik generasi penerus. . Di akhir sesi sharing knowledge-nya, Kak Asniwun Nopa menegaskan, bahwasanya " yang dibuthkan oleh pemuda-pemudi saat ini bukan hanya sekedar berkata-kata indah penuh semangat, karena itu tidaklah cukup, yang dibutuhkan adalah sebuah aksi nyata dimulai dengan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu”
.
Tak sekadar tampil dalam sesi talkshow, kakak-kakak volunteer GKM pun berpartisipasi dalam sesi culture performance, dengan memainkan angklung. Harmonisasi nada-nada yang khas dari peralatan musik bambu itu mengalunkan dua buah lagu yang sangat familier: Laskar Pelangi dan Gundul-Gundul Pacul. Tak pelak, aksi panggung Kak Helson, Kak Rifai, Kak Eti, Kak Ace, Kak Uceng, Kak Nina, Kak Sukma, dan Kak Teli itu pun menciptakan hening selama beberapa saat, seolah menghipnotis seisi ruangan. Pada akhirnya, rangkaian acara yang penuh kesan itu ditutup dengan hiburan dari Stand Up Comedy Kendari, penampilan tari saman oleh PCMI Sultra, dan penampilan musik akustik dari Instinct Quake serta pembagian sertifikat peserta. Nah, sekarang… giliran kalian yang muda, yang berkontribusi.(sumber : KENDARIMENGAJAR.COM )
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™