
Kafilah asal Kota Kendari berhasil keluar sebagai juara umum pada Musabaqah Tilawatil Quran ke-26 Tingkat Provinsi Sultra. Kota Kendari membukukan perolehan nilai 71, hasil akumulasi seluruh medali, emas, perak dan perunggu yang berhasil direbut dari 27 cabang lomba yang dipertadingkan. Menyusul Kabupaten Buton, Konawe dan Kolaka Timur, sebagai juara umum II, dengan capaian nilai 44 hasil akumulasi seluruh medali masing-masing.
Untuk juara umum III diisi oleh Kota Baubau, Muna dan Buton Utara dengan nilai 44 yang juga hasil akumulasi dari seluruh medali yang didapatkan. Sementara, Kabupaten Bombana yang dua tahun lalu adalah juara umum, justru tenggelam. Daerah ini hanya mengoleksi 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Entah mengapa, prestasi daerah pimpinan H Tafdil itu tak lagi terlihat bisa bersaing dengan daerah lain di MTQ Baubau.
“Pengumuman juara umum MTQ ke XXVI merupakan hasil kesepakatan dari seluruh dewan hakim yang bertugas pada masing-masing lomba. Semua dilakukan dengan sportif sesuai dengan capaian nilai dan medali dari masing-masing kafilah 16 Kabupaten/Kota. Keputusan ini adalah final dan tidak dapat diganggu gugat,” kata H Zainudin, seusai pembacaan pengumuman nominasi juara MTQ di KotaMara, Baubau, Minggu malam (26/3/2016)
Sekretaris Dewan Hakim dan Pengarah Provinsi, saat ditemui usai membacakan pengumuman hasil juara. Hasil pelaksanaan event rohani dua tahunan itu terbilang mengejutkan. Pasalnya, jika berkaca dari pelaksanaan MTQ sebelum-sebelumnya, nominasi juara I umum selalu akrab dan ditempati oleh tua rumah pelaksana. Tetapi, tahun ini, ritual dan kebiasaan jura tersebut berubah drastis. Kota Baubau sebagai tuan rumah pelaksana justru berada diperingkat ke III.
Wali Kota Baubau A.S Tamrin mengatakan, kendati sebagai peyelenggara, pihaknya sama sekali tidak kaget dengan hasil pengumuman juara MTQ tahun ini. “Sebagai tuan rumah harus sportif. Posisi ketiga yang kita tempati hari ini harus kita terima dengan baik. Saya yakin apa yang telah ditetapkan oleh para dewan hakim, hasilnya sudah seperti ini. Tinggal, bagaimana hal ini kita jadikan semua ini sebagai evaluasi untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk event MTQ kedepan,” katanya.
Memang lanjut dia, menjadi juara I umum adalah harapan yang ingin dicapai setiap tuan rumah. Tetapi, kita juga tidak boleh memaksakan diri. Apa lagi menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Karena esensi dari MTQ ini tidak hanya soal juara. Tetapi, bagaimana kita bisa menjadikan semua ini sebagai langkah untuk mendidik genderadi muda kearah yang lebih baik. Artinya, memaknai MTQ sebagai siar agama islam dalam menumbuhkan kecintaan terhadap kitab suci Al Quran.
“Kalah menang itu hal yang biasa. Justru ada satu hal yang membuat kita bangga. Yaitu, silaunya medali tidak membuat kami terlena dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Karena seluruh kafilah yang mewakili Kota Baubau adalah putra putri daerah asli. Satupun tidak ada pemain impor atau sewaan. Sehingga, semua ini akan menjadi modal untuk MTQ ke depan. Tinggal bagaimana kita bina agar mengalami peningkatan prestasi,” ucapnya.
Lain halnya pada cabang seni Lasqi, Kota Baubau keluar sebagai juara umum dengan memborong seluruh cabang sebagai juara. Diantaranya juara satu kasida klasik remaja putra dan putri, juara dua kasida dewasa putra dan juara dua bintang vokalis putri.(sultra.fajar.co.id)
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™