
Menurut Bambang, kini sudah ada oknum di DPP Golkar yang hendak menghadang Ade Komarudin untuk maju sebagai calon ketua umum. Alasannya karena Akom -sapaan Ade- sudah menjadi ketua DPR maka dilarang maju sebagai calon ketua umum di partai berlambang beringin itu.
“Ada oknum mengatasnamakan paguyuban DPD I Partai Golkar se-Indonesia yang melarang Akom maju karena sudah jadi ketua DPR. Itu konyol dan sangat disesalkan,” ujar Bambang melalui layanan pesan singkat, Sabtu (6/2).
Bamsoet -sapaan akrabnya- menegaskan, penggunaan cara-cara yang tak fair untuk menghadang pesaing di bursa ketua umum Golkar itu harus dilawan. Sebab, penggunaan cara-cara yang tak demokratis akan membuat Golkar terus terbenam dalam konflik internal.
“Pernyataan sontoloyo itu harus dilawan. Orang manipulatif seperti ini yang akan terus memacah belah partai,” tegasnya.
Bamsoet memang tidak secara tegas menyebut nama. Namun, pernyataannya itu jelas mengarah ke Ridwan Bae selaku ketua Paguyuban DPD I Golkar.
Sebelumnya Ridwan menyatakan bahwa Akom sudah berjanji tak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar. Jika mau maju, kata Ridwan, maka Akom harus meninggalkan posisinya sebagai ketua DPR.
Namun, Bamsoet menegaskan bahwa tidak ada aturan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Golkar yang melarang Akom maju sebagai calon ketua umum. Karenanya Bamsoet menyebut ada upaya fait accompli dengan mengatasnamakan DPD I Golkar untuk mengganjal Akom.
“Tapi ternyata banyak DPD I dan II yang marah dengan pernyataan manipulaitif itu. Mereka berharap praktik-praktik culas seperti itu harus diakhiri,” tutur ketua Komisi III DPR itu.
Bamsoet yang bersama dengan Akom aktif di Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) itu menegaskan, baru saja partainya mulai kompak lagi setelah dilanda konflik internal. Sayangnya, kini sudah ada upaya untuk merusak Golkar dari dalam lagi.
Karenanya Bamsoet menegaskan bahwa SOKSI akan melawan upaya-upaya mencurangi Akom. Ia ingin munas Golkar bisa berlangsung fair dan demokratis.
“Bertarunglah habis-habisan di munas yang demokratis. Jangan cengeng dan memakai cara-cara kotor menjegal sesama kader. Kita butuh pemimpin yg demokratis dan kuat, bukan pemimpin ayam sayur yg cengeng dan sontoloyo,” tegas wakil ketua umum SOKSI itu.(ara/JPG)
SUMBER : http://fajar.co.id/
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™