Saat mendengar kata Nanga-Nanga disebutkan, hampir dapat dipastikan pikiran warga Kota Kendari akan melayang pada sebuah wahana air terjun yang jernih, dalam kepungan pepohonan raksasa yang rimbun. Kendari Mengajar membutuhkan kurang lebih tiga bulan untuk akhirnya bisa mengunjungi Nanga-Nanga, yang telah ditetapkan sebagai lokasi ajar kedua Gerakan Kendari Mengajar. Keterbatasan jumlah guru menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi terpilihnya daerah ini sebagai lokasi ajar kedua GKM.
.jpg)
Saat menjejaki Nanga-Nanga, yang bisa disaksikan bukanlah wahana air terjun yang acapkali dielu-elukan pencinta backpacking. Nanga-Nanga merupakan sebuah kawasan pemukiman penduduk yang berlokasi di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Secara kasat mata, Baruga ibarat selembar potret dari gencarnya pembangunan di Kota Kendari. Sangat mengejutkan mendapati bahwa Nanga-Nanga tidak menjadi bagian dari pembangunan itu.
Kawasan ini justru menampilkan sisi lain dari Baruga, sebuah potret wajah muram kota ini. Terbelakang, adalah satu kata yang dapat merepresentasi keadaan itu. Nyatanya, wahana air terjun sebagai destinasi jelajah alam yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Sultra, tak lantas menjadikan wilayah ini berkembang. Akses jalan yang kurang bagus adalah salah satu kendala nyata yang bisa terlihat pertama kali, tatkala menuju tempat ini.

Nanga-Nanga berjarak kurang lebih sepuluh kilometer dari Kantor Gubernur Sultra, atau jika perjalanan dilakukan dari wilayah Baruga, lokasi ini berjarak kurang lebih lima kilometer dari SMAN 5 Kendari. Tim Kendari Mengajar mengambil rute perjalanan dari SMAN 5 Kendari. Seharusnya lima kilometer bukanlah jarak yang jauh, jika jalanan yang ditempuh mulus dan lebar. Nyatanya, yang dihadapi oleh tim ini adalah yang sebaliknya. Tim yang terdiri dari lima orang dengan tiga kendaraan roda dua itu—lagi-lagi—harus berhadapan dengan bentangan jalan berundak yang berbatu dan sesekali terjal. Perjalanan pun tak ubahnya kegiatan berpacu adrenalin yang membutuhkan keterampilan berkendara yang baik. Di kilometer pertama, tim Kendari Mengajar menemukan kantor PDAM Baruga. Jalanan di depan kantor ini pun tak cukup baik. Setelah itu, yang tersisa adalah hamparan pepohonan di kiri dan kanan jalan. Di luar medan tempuh yang tak terduga, perjalanan tim Kendari Mengajar tak ubahnya sebuah wisata hutan yang menyenangkan. Berjalan di bawah langit biru yang digantungi gumpalan awan putih, melintasi pepohonan yang memagari jalan, dan sesekali menemukan lembah-lembah kecil yang menyejukkan mata. Sesekali satu-dua rumah warga Nampak. Meretas kesunyian yang hanya memperdengarkan suara serangga hutan dan deru kendaraan. Mendekati SDN 20 Baruga, jalanan berangsur membaik. Pengerasan yang telah dilakukan membuat pemandangan di sekitar tampak jauh lebih menyenangkan. Udara bebas polusi terasa seribu kali jauh lebih menyegarkan.
UNTUK TAHU LEBIH BANYAK SILAHKAN KUNJUNGI kendarimengajar.blogspot.co.id
.jpg)
Saat menjejaki Nanga-Nanga, yang bisa disaksikan bukanlah wahana air terjun yang acapkali dielu-elukan pencinta backpacking. Nanga-Nanga merupakan sebuah kawasan pemukiman penduduk yang berlokasi di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Secara kasat mata, Baruga ibarat selembar potret dari gencarnya pembangunan di Kota Kendari. Sangat mengejutkan mendapati bahwa Nanga-Nanga tidak menjadi bagian dari pembangunan itu.
Kawasan ini justru menampilkan sisi lain dari Baruga, sebuah potret wajah muram kota ini. Terbelakang, adalah satu kata yang dapat merepresentasi keadaan itu. Nyatanya, wahana air terjun sebagai destinasi jelajah alam yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Sultra, tak lantas menjadikan wilayah ini berkembang. Akses jalan yang kurang bagus adalah salah satu kendala nyata yang bisa terlihat pertama kali, tatkala menuju tempat ini.

Nanga-Nanga berjarak kurang lebih sepuluh kilometer dari Kantor Gubernur Sultra, atau jika perjalanan dilakukan dari wilayah Baruga, lokasi ini berjarak kurang lebih lima kilometer dari SMAN 5 Kendari. Tim Kendari Mengajar mengambil rute perjalanan dari SMAN 5 Kendari. Seharusnya lima kilometer bukanlah jarak yang jauh, jika jalanan yang ditempuh mulus dan lebar. Nyatanya, yang dihadapi oleh tim ini adalah yang sebaliknya. Tim yang terdiri dari lima orang dengan tiga kendaraan roda dua itu—lagi-lagi—harus berhadapan dengan bentangan jalan berundak yang berbatu dan sesekali terjal. Perjalanan pun tak ubahnya kegiatan berpacu adrenalin yang membutuhkan keterampilan berkendara yang baik. Di kilometer pertama, tim Kendari Mengajar menemukan kantor PDAM Baruga. Jalanan di depan kantor ini pun tak cukup baik. Setelah itu, yang tersisa adalah hamparan pepohonan di kiri dan kanan jalan. Di luar medan tempuh yang tak terduga, perjalanan tim Kendari Mengajar tak ubahnya sebuah wisata hutan yang menyenangkan. Berjalan di bawah langit biru yang digantungi gumpalan awan putih, melintasi pepohonan yang memagari jalan, dan sesekali menemukan lembah-lembah kecil yang menyejukkan mata. Sesekali satu-dua rumah warga Nampak. Meretas kesunyian yang hanya memperdengarkan suara serangga hutan dan deru kendaraan. Mendekati SDN 20 Baruga, jalanan berangsur membaik. Pengerasan yang telah dilakukan membuat pemandangan di sekitar tampak jauh lebih menyenangkan. Udara bebas polusi terasa seribu kali jauh lebih menyegarkan.
UNTUK TAHU LEBIH BANYAK SILAHKAN KUNJUNGI kendarimengajar.blogspot.co.id
0 komentar:
Post a Comment
ANOATIMESCOM™